• LinkedIn
  • Join Us on Google Plus!
  • Subcribe to Our RSS Feed

Friday, August 19, 2016

Pokemonetizing Your Product Design (Construction business)

7:02 AM // by YTW // 1 comment

Author : Ir. Yoki Triwahyudi,M.MT
Professional Civil & Structure Engineer

Augmented Reality (AR) istilah yang lagi happening saat ini, AR adalah menambahkan 2D or 3D model ke kondisi lingkungan sebenarnya, kemunculannya langsung booming ketika pokemon mewabah dimana-mana, Pokemonetizing Your business jargon yang perlu kita renungkan dalam membuat business canvas kita. AR bisa kita terapkan pada product design konstruksi  yang kita buat, apa yang kita modelkan seolah riil  muncul di product aktual detail yang akan kita tambahkan.

Kemajuan teknologi IT saat ini membawa evolusi besar terhadap market kompetisi saat ini, dengan munculnya Internet of Things (IOT) menjadi tantangan besar khususnya bagi industry dan pelaku bisnis dalam menghasilkan product innovative. Product innovative tidak lepas dari Man Behind The Gun para Engineer Profesional, engineer adalah creator yang membawa ruh inovasi terhadap product dan development. Bagaimana posisi kita sebagai Civil & Structure Engineer apakah bisa mengikuti trend evolusi ini? Proyek Konstruksi sedang mengeliat pada era pemerintahan Joko Widodo saat ini, banyak dana infrastruktur di gelontorkan untuk mempercepat pembangunan ekonomi nasional, tetapi apakah dikelola dengan professional oleh stakeholder proyek?. Pada tahapan design dan development saat terbaik pada kesempatan pertama "Make Things Happen". Value Engineering (VE) dan Optimasi, kata  yang sering kita dengar tapi jauh dari harapan di karenakan kita salah dalam mengartikan. Down grade spesifikasi teknis dan pembebanan bukan bagian dari optimasi maupun VE (sudut pandang kontraktor), VE merupakan peningkatkan Value tetapi menurunkan harga proyek. untuk itu Methodology VE mutlak menjadi pedoman sehingga kita tidak melenceng dari tujuan, sedangkan optimasi harus mempunyai objective dan goal, adanya constraint dari sisi ketersedian material di market dan kemampuan Manufakturing juga hal yang tidak boleh di lupakan, selain iterasi Algoritma komputasi dan permodelan matematis.

Dalam tahapan pelaksanaan proyek peran IT juga tetap berperan dalam tahapan pelaksanaan dan monitoring, Earn Value Management (EVM), Risk Analisis dan pelaksanaan project management menjadi kunci dalam suksesnya proyek secara overall. IOT membawa perubahan significant terhadap smart product dan building management, Munculnya teknologi IOT, cloud computing, Arduino, Raspberry menciptakan integrated smart connected product seolah tanpa batas dan teknologi IT bukan milik insinyur computer saja, tetapi saat ini keharusan bagi insinyur sipil memahami IOT sebagai bagian dari evolusi product konstruksi. Pemahaman Artificial intelegent dan metaheuristic bukan berarti insiyur sipil mau menciptakan robot yang humanoid, tetapi algoritma tersebut mampu melakukan optimasi design dan konstruksi yang dahulu kita sangat sulit untuk memecahan problem Non linier dan kombinatorial.

Bagaimana pola persaingan bisnis konstruksi dalam era smart connected Product melalui IOT dan cloud computing? masihkah cara tradisional masih relevan dengan behavior customer yang mulai berubah? ataukah kita akan mati di negeri sendiri dalam kompetisi yang sudah mulai tanpa batas dengan MEA dan globalisasi?
Memulainya tidaklah mudah karena melibatkan keseluruhan stakeholder, tapi tidaklah salah kalau kita mulai perubahan dari kita, bukankah setiap kita adalah agent of change dalam teori leadership.
bicara kompetisi saya selalu ingat dengan buku  the advantage competition strategy Michele Porter, ada 5 faktor kekuatan dalam industry kompetisi :


                                                  Kompetitif advantage Porter's 5 Force

1. Bargaining Power of Buyers
Iot dan smart connected product akan merubah proses hubungan peyedia jasa dalam hal ini kontraktor dan customer (buyer), hal yang kita rasakan ada hubungan kedekatan saat ini karena buyer di mudahkan dengan pilihan awal dan deferensiasi design serta option, kontraktor lebih mudah membuat design alternative dengan 3D Building Information Modeling (BIM) dengan melakukan proses optimalisasi design dan VE dengan menyesuaikan customer expectation dan budget proyek. system informasi, barcoding dan online system akan memudahkan monitoring proyek oleh buyer, sehingga IOT dan smart connected product akan mereduksi kemampuan bargaining power of buyer.

2. Rivalry Among Existing Competitor
Iot mampu menciptakan persaingan dan deferensisi product dan service oleh pelaku konstruksi (kontraktor). keungulan kompetisi cenderung pada value preposition dan optimasi serta value proyek, bukan lagi sekedar kedekatan yang menghasilkan praktek KKN yang semestinya kita hidari karena tidak akan menghasilkan sesuatu karya yang di banggakan, ingat teori "No free Lunch" , betapapun kontraktor ngak akan mau rugi dan bahayanya jika melakukan under specification yang bisa mengurangi hasil . Saat ini pelaku konstruksi akan berlomba menghasilkan product yang unggul dan value yang optimal.

3. Threat of New Entrants
Iot akan menekan hambatan pemain baru dimana obstacle baru akan muncul, pengembangan suatu product di mulai dari tahapaan design and development yang optimal, proses monitoring dan tracebility yang mudah dalam project management maupun system yang cerdas dalam pengelolaan building management dan sytem maitenence building, smart connected product mampu mengintegrasikan setiap tahapan dan system menjadi satu kesatuan yang terintegrasi. oleh karenanya trend bisnis konstruksi kedepan bukan siapa yang mempunyai fasilitas / industry semisal pabrik konstruksi baja yang besar dan megah, tetapi lebih kepada bagaimana system project management yang mampu menghasilkan design yang optimal dan bisa mengintegrasikan beberapa workshop untuk mendukung supply proyek agar tepat waktu, Workshop atau Pabrik besar tidak Jaminan, Ingat bagaimana uber menjadi Top of Mind customer tanpa mempunyai armada sendiri untuk beroperasi. selain itu scurity system dan maitenence yang mendukung smart building bisa di kembangkan dengan technology smart connected product melalui cloud system.

4. Threat of Subtitutes
tidak bisa di pungkiri Smart connected product akan melakukan Threat of subtitutes kepada product konvensional, dalam industry building saat ini sudah berkembang modular product building dimana sytem management mulai HVAC system, AC akan bisa dikontrol dengan system untuk menentukan humidity dan mampu melakukan purifier terhadap micro organism yang berbahaya bagi tubuh, sytem monitoring penggantian part komponen konstruksi, fire fighting system dll. Evolusi product modular ini mampu sebagai product pengganti konvensional yang mampu melakukan percepatan system pembangunan proyek, di china ada BSB (Broad sustainable building) yang mampu membangun high rise building hanya dalam 14 hari yang akan menekan Interest During Construction (IDC), dan kalau di Indonesia lambatnya penyerapan anggaran bisa hilang, dan pemerintah daerah akan bisa melakukan terobosan demi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Parkir modular juga salah satu evolusi smart integrated parking dengan di dukung technology smart connected product.

5. Bergaining Power of Supplier
Kita bisa memberikan informasi awal sebagai forcasting bagi supplier untuk production mereka untuk memenuhi kebutuhan proyek.

IOT akan merubah jangkauan bisnis (boundary business)  semakin melebar dengan smart connected system, sebagai contoh flow dalam bisnis Farm mulai dari smart equipment, irigasi sytem dan optimasi, cuaca dll semua terintegrasi dalam system of  system. hal yang sama juga bisa diterapkan dalam industry bisnis konstruksi.

Mampukah kita berevolusi dengan cepat seperti Monster Pokémon karena dunia sungguh berubah cepat? Siapkah kita berkompetisi dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri?
Let's Go...., siapkan Visi menyongsong smart connected Construction Industry.











1 comment: